Tempat lamunan pemimpi dan penikmat seni,
disini kami berbagi intuisi yang kami punyai.
Inilah emperan seni dengan secangkir kopi kami,
Mencairkan obrolan seni yang kesana-kemari.
Kami para pemimpi yang tak ingin berhenti sampai disini,
Angin dingin kota anarki seakan menjadi bara api, ketika
kami saling bertukar imajinasi.
Sampai aku tak tahu caranya menyambut pagi, bahkan untuk
saling mengucapkan selamat pagi.
Sementara kampoeng jancuk sedang terbuai dalam sekar mimpi,
Kami sekumpulan kecil dari mereka yang berusaha menyuarakan
seni ketika pagi mulai pergi.
Ini cara kami berdiskusi seni, berkarya dan menjadi bagian
dari seni,
Bukannya sok nyeni, tapi kami benar-benar mencintai seni.
Sesekali musik-musik band indie menemani obrolan dan canda
tawa kami,
Seperti ; dialog dini hari, festivalist, navicula, suicidal,
dan setumpuk karya iblis-iblis yang lain.
Terlepas dari semuanya, emperan seni hanyalah sebuah emperan
saja,
Emperan sederhana, bertikar anyaman plastik ,tanpa kursi untuk orang-orang berdasi .
Selamat pagi para pemimpi dan penikmat seni, kalianlah
sesungguhnya intan ibu pertiwi ini.
(kami dan setumpuk karya kami)
~tanah anarki~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar